Selasa, 28 Desember 2010

video saya



Kolam Susu ( Koes Plus ) oleh KOTA LAMA Band.



Ketika Tampil membawakan lagu - lagu Koes Plus bersama teman - teman KOTA LAMA Band di Acara Malang Tempo Doeloe

Kamis, 23 Desember 2010

HISTORY OF KOES BERSAUDARA/KOES PLUS



HISTORY OF KOES BERSAUDARA / KOES PLUS
1936 – 1953 Tuban asal muasal GROUP MUSIK INDONESIA
Adalah Raden Koeswoyo seorang Asisten Wedono di Babat yang tinggal di Tuban melahirkan musisi musisi yang dikemudian menjadi cikal bakal lahirnya group group musik di Indonesia. Perkawinan dengan Atmini asal Ngadiluwih Kediri membuahkan 8 Putra putri. Dan seluruh putra mereka inilah dengan sangat bersemangat mempelajari seni musik secara otodidak. Pada tahun 1932 lahirlah Putra Pertama yaitu Koesdjono (Djohn Koeswoyo) , 18 Januari 1936 Lahir pula Koestono (Tonny Koeswoyo), 21 Januari 1940 Lahir Koesnomo (Nomo Koeswoyo) 27 September 1942 lahirlah Koesyono (Yon Koeswoyo) 1946 Lahir putra terkecil laki laki Koesroyo (Yok Koeswoyo),.Tonny Koeswoyolah lah yang menjadi motor kehidupan musik pada keluarga Koeswoyo, Saat Balita bakat musik Tonny Koeswoyo telah nampak dengan ketahannya dia memukul mukulkan ember kaleng dengan bunga jambu yang ditusuk lidi hingga berjam jam. Setelah di Sekolah Rakyat (kini SD) Tonny kecil dipuji para guru dan murid yang lain kepandaian memadu kata pada pelajaran mengarang.Saat SMP sering menghilang beberapa hari dari rumahnya menyepi ke pantai Utara atau sesekali bergabung dengan Kesenian Ludruk “TRISNA BANGSA”, Bisa jadi “darah” musiknya mengalir dari ibunya yang pandai memainkan gitar, dan pak Koeswoyo yang membentuk suatu group keroncong bersama rekan rekanya yang menjadi aparat pemerintahan setempat.Keheranan keluarganya ketika dia dalam waktu singkat dia memamerkan penguasaanya terhadap okulele, gitar, suling dan kemudian piano.Penyerahan kedaulatan Jepang ke Indonesia di tahun 1945 sampai dengan 1950-an, menyebabkan perubahan sistim pemerintahan, Sehingga terjadi mutasi besar besaran dan instrik kekuasaan di wilayah Tuban, Dan Koeswoyo di bawah Departemen Dalam Negeri tersingkir, dan diperintahkan untuk berpindah ke Jakarta, Sempat beberapa tahun di Solo kemudian tahun 1953 seluruh keluarga menetap di Rumah Dinas Kementerian Dalam Negeri Jl. Mendawai Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
1954 – 1968, Brothers of Koes, Koes Brothers, KUS BERSAUDARA dan KOES BERSAUDARA
Tahun 1953 Setelah di SMA dan pindah ke Jakarta, Tonny membentuk Voice Teenager. Karena nama groupnya dianggap tidak "nasionalis" berganti menjadi Taruna Ria bersama Sophan Sophian. Rupanya anggota yang lain group tersebut tidak sekonsisten dia. maka group tersebut bubar. Atas saran John Koeswoyo, Tonny membentuk group sendiri yang anggotanya adalah adik adiknya sendiri dan para tetangganya yaitu Iskandar dan Suwalbiyanto yang dikenal dengan nama Yan Mintaraga – kemudian menjadi komikus. Group ini diberi nama BROTHES OF KOES. Mulailah main di pesta pesta ulang tahun, sunatan, hajatan, 17-an di RT RT dengan membawakan lagu lagu Gumarang, Henry Belafonte, Cavier Cugat, Kalin Twin, Everly Brothers dan penyanyi luar lainnya. Kemampuan ini berasal ketelatenannya mendengarkan koleksi piringan hitam pacar Yan Mintaraga dan keseriusannya mendengar Radio luar negeri sebangsa BBC, ABC. Kesuksesan menjadi Copycat Band tersebut namanya berganti KOES BROTHERS dan menumbuhkan kepercayaan untuk memberanikan diri mencipta lagu lalu merekamnyaTahun 1962 Keinginan Ton untuk merekam lagu pada Recording cukup mengagetkan Djon dan adik adiknya, namun tidak ada yang berani menentangnya. Kehadiran yang kedua di Studio Irama mula mula ditolak secara halus oleh Om Jack Lesmana dengan mengatakan "Datanglah minggu depan dan siapkan 12 lagu !!". Tak disangka Tonny Koeswoyo menjinjing 14 lagu dan mendemokannya. Jack Lesmana tidak bisa berkata kata. Konsep bermusik Ton waktu itu bertolak belakang dengan gaya menyanyi Rahmat Kartolo, Lilies Suryani atau pemusik waktu itu.Maka untuk pertama kali mengudaralah KOES BERSAUDARA dengan konsep musik yang umumnya ceria, bernada optimisme, walaupun ada yang sendu juga. Seperti Lagu Pagi Yang Indah, dara Manisku, Bi Sekolah dll.Dengan tampilnya rekaman tersebut, permintaan show mereka meningkat. Everly Brothers, Elvis Presley dan The Beatles merupakan group yang lagunya sering dibawakan walaupun lagu lagu Koes bersaudara sendiri lebih mendominasi. Dalam memperkaya wawasan bermusik, dipengaruhi oleh hobby-nya membaca buku buku filsafat dan buku buku segala agama. Pertengahan tahun 1965, Dalam suatu pidato kenegaraan pada rapat pemuda GMNI mereka dituduh membawakan lagu lagu "Ngak Ngikngok" mengakibatkan seluruh anggota Koes Bersaudara dijebloskan Penjara karena dipertanyakan ke-Nasionalisme-nya oleh Bung Karno. Maka Juni 1965 masuklah mereka dalam dingin penjara Glodok Jakarta selama tiga bulan.Akhir September 1965 bebas dari penjara. Alih alih menjadi trauma, mereka justru terpacu kreatifitasnya. Situasi penjara dengan berhasil digambarkan dengan sangat bagus melalui dua piringan hitam yang direkam di DIMITA RECORD yaitu DJADIKAN AKU DOMBAMU dan TO THE SO CALLED THE GUILTIES. Di tengah tengah hingar bingar group musik Indonesia yang merasa gagah membawakan lagu luar baik yang pop maupun rock. Koes Bersaudara malah menciptakan lagu berbahasa Indonesia yang berirama Rock dan lagi berbahasa Inggris ciptaan sendiri dan meneriakkan slogan "Berbanggalah membawakan lagu sendiri"Tahun 1967. Situasi politik yang tidak menentu akibat perubahan orde lama menjadi orde baru, menyebabkan penurunan permintaan manggung, sehingga sang penabuh drum Nomo Koeswoyo berpaling ke bisnis lain di tengah keteguhan Tonny Koeswoyo yang tetap memilih bermusik walaupun dalam keadaan finansial yang menyedihkan. Posisinya digantikan Murry yang bukan keluarga koeswoyo dan merupakan jebolan drumer GROUP PATAS milik kejaksaan dan kadang kadang memperkuat ZAENAL COMBO , nama group musiknyapun berganti Koes Plus.
1968 – 1976 KOES PLUS Tahun 1969
Kehadiran Murry membawa warna baru bagi musik Koes yang tidak mudah diterima penggemar Koes Bersaudara, sehingga Piringan Hitam Vol. 1 menumpuk di gudang sampai tampilnya Koes Plus membawakan lagu mereka sendiri yang berjudul Manis dan Sayang, Derita di Jambore Musik di Senayan di antara peserta yang membawakan lagu asing di tahun 1970. Piringan hitam Volume 1 pun diserbu.Eksperimen - eksperimen bermusik Koes Plus diimplementasikan secara lancar hingga volume 7. Hal ini ditandai penggunaan chord chord musik progresif dan pukulan drum yang lebih dinamis dan progresif pula.Tonny Koeswoyo menyerukan perlunya membicarakan hak cipta dan menggali musik etnis asli Indonesia kepada group group lain sambil menunjukkan ramuan unsur etnis kroncong dalam lagu Kr. Pertemuan dan Lenong Tambun dalam lagu Mari Mari. Dan untuk pertama kali Lagu Nusantara berkumandang.Kepopuleran rekaman diikuti meningkatnya frekwensi pertunjukan di seluruh Indonesia salah satunya karena dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap Orde Lama oleh komponen Orde BaruTahun 1973 Koes Plus berpindah rekaman ke Remaco yang sesungguhnya tidak semata - mata alasan finansial, antara lain diperolehnya kebebasan mengimplementasikan wejangan Koeswoyo Senior bahwa sebaiknya musik Koes Plus tidak hanya dinikmati kaum "intelek" saja. Rupanya hal ini ditanggapi secara profesional bisnis oleh Eugene Timothy pemilik Remaco. Setelah meledaknya lagu "Kolam Susu", persenyawaan musik etnis pada lagu lagu Koes tidak hanya pada lagu lagu pada Album Pop Indonesia, Tetapi diwadahi pada Album Album Pop Jawa, Pop Keroncong dan Pop Melayu. Sehingga menyeret penikmat asli lagu tradisional Jawa, Keroncong dan Melayu menjadi pecinta Lagu Koes Plus, Aksi Koes Plus tersebut membuat para pengamat musik etnis tradisional bereaksi keras terhadap keluarnya "pakem" bagi ketiga musik tradisional tersebut saat dibawakan Koes Plus. Tak dapat dipungkiri kepopuleran Album Pop Melayu Koes Plus mengangkat "derajat" musik Melayu dari sebelumnya dianggap musik "kampungan". Sehingga terbukalah jalan bagi Oma Irama, Elvi Sukaesih, dll menjejakkan kakinya dan musik Dangdut lebih mudah diterima oleh masyarakat.Dan kesuksesan Koesplus diikuti bergesernya group - group musik yang sebelumnya membawakan musik asing ke musik ciptaan sendiri dan meramaikan dunia rekaman, namun secara kwalitas bermusik maupun mencipta lagu masih di bawah Koes Plus. Kecuali group pegangsaan yang secara formal memang mendapat pendidikan musik.Di pertengahan tahun 1970-an Pers yang terbiasa mengukur mutu group musik dari sudut keprogresifan teknis bermusik saja, mengabaikan faktor lain. Sehingga kegemaran masyarakat mendengar musik Koes Plus seolah olah bertentangan arah dengan opini pers.Sedangkan Koes Plus di dalam kematangannya tidak hanya mempertimbangkan kwalitas teknik bermusik saja namun mengembangkan keinginan untuk menghibur semua orang , semua umur dengan hadirnya Album Anak anak bahkan golongan berbeda keyakinanpun diraupnya dengan Abum Natal dan Qosidah. Bahkan ada eksperimen Album yang dipertanyakan sendiri oleh bapak mereka, adalah keluarnya Pop Barat Another Song For You. "Lidah Jawa kok menyanyi lagu Inggris !!!!", Album demi album mengalir dan dilahap habis oleh penggemar Koes tanpa menghiraukan "gangguan" No Koes yang keluar tahun 1975 (suatu group yang dibentuk Nomo Koeswoyo) dan cercaan Pers yang menuduh musik "3 Jurus" dan "Kacang Goreng" (Walaupun kini para group band pelestari Koes Plus mengaku mendapat kesulitan memainkan originalitas musiknya)Kerinduan penggemar fanatik Koes Bersaudara teraba oleh Tonny Koeswoyo dengan mengeluarkan History Of Koes Brother dan Album khusus berisi nyanyian Yon Yok pada Album Koes Plus "Selalu dihatiku". Warna agak "keras"pun dimunculkan dengan mengeluarkan In Hard Beat. Bahkan ketika Vokal group di SMP SMA dan pentas 17-an meraja lela, Koes Plus mengeluarkan album Folk Song atau istilah sekarang adalah "Akustik". Aransemen mendahului jamannya tidak berhenti pada Album Folk Song tersebut tapi juga Pop Jawa Irama Melayu yang konsep musiknya dimodifikasi ulang beberapa puluh tahun berikutnya oleh Mathous dan Didit Kempot dengan "Campur Sari"nya.Kepopuleran mereka hingga tahun 1976 tergambar jelas pada hasil pooling Majalah AktuilNamun secara umum Koes plus mengakui penjualan Volume - Volume pada Album Pop Indonesia lebih berhasil dibanding Album album "Insidentil" salah satunya adalah Album In Concert walaupun pengaransemennya lebih rumit dan teliti
1977-1987 NEW KOES BERSAUDARA, NEW KOES PLUS
Tahun 1977 mulai bermunculan penyanyi Solo semacam Chrisye, Eddy Silitonga, Faris RM, IIs Sugianto dll serta keterlambatan Tonny Koeswoyo dalam mengantisipasi masuknya teknologi peralatan musik menyebabkan insting bisnis Tonny Koeswoyo mengabulkan permintaan Nomo Koeswoyo membentuk Reuni Koes Bersaudara lagi dan ternyata Album pertamanya sukses, namun album berikutnya jeblok. Sehingga Murry yang sempat keluar dan membentuk Murry' Group ditarik kembali untuk membuat Album Koes Plus 78 dan satu dua lagu dalam album albumnya sempat mencuat misalnya Pilih Satu, Cubit Cubitan, Cinta dll.Dan Koes plus mencoba mengaransir beberapa lagu lama, namun tidak membuahkan hasil yang signifikan.Di Awal 80-an Keluarnya album album balada milik Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Dul Sumbang, Penyanyi wanita Solo Vina Panduwinata, Hetty Koes Endang, Rafika Duri semakin membuat masyarakat melupakan Koes Plus. Hanya penggemar penggemar setia Koes yang masih menunggu keluarnya rekaman Koes Bersaudara dan Koes Plus. Walaupun nama Koes tidak lagi secemerlang tahun 70-an, Tonny Koeswoyo masih berkutat di studio sesekali mengiringi penyanyi lain bahkan mencoba mengeluarkan Album Koes Plus yang secara musikal menggunakan chord yang progresif dan tidak tiga jurus. namun upaya tersebut tidak mampu lagi memalingkan telinga masyarakat ke musik Koes Plus. Dan ketidak - perhatian terhadap kesehatannya menyebabkan tubuhnya digerogoti kanker usus hingga wafat di awal tahun 1987.
1988-2008 KOES BERSAUDARA dan KOES PLUS Tanpa Tonny Koeswoyo

Tanpa kehadiran Tonny Koeswoyo, Koes Plus tetap menghasilkan album kendati seperti kehilangan arah. Ketika BASF dan RCTI menganugerahkan penghargaan, gemanya tidak terasa pada produk rekamannya tetapi hanya menyeret kembali mereka ke panggung panggung show untuk menjajakan lagu lagu legendaris mereka.Eksistensi Koes Plus tetap terjaga kendati keluar masuk musisi memperkuat Koes Plus seperti ABADI SUSMAN, JELLY TOBING, BAMBANG TONDO, HANS, JACK KASBIE, ANDOLIN SIBUEA, DANANG, SONY, SENO. Di tahun 2004 hingga kini KOES PLUS nyaris tinggal YON KOESWOYO dengan nama KOES PLUS PEMBAHARUAN.

SUMBER : DOKUMENTASI JIWA NUSANTARA